IP ADDRESS dan SUBNETING
Monday, September 24, 2012
IP
ADDRESS
PENGERTIAN
Alamat IP (Internet Protocol Address atau
sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antara 32-bit sampai 128-bit
yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam
jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP
versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari
komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.Sistem pengalamatan IP
ini terbagi menjadi dua, yakni:
IP versi 4 (IPv4)
IP versi 6 (IPv6)
FORMAT IP ADDRESS
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit
yang dipisahkan oleh tanda titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut
sebagai oktet. Bentuk IP address dapat dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai 11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan notasi desimal bertitik. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :
Pembagian Kelas IP Address
Jumlah IP address yang tersedia secara
teoritis adalah 255×255×255×255 atau sekitar 4 milyar lebih yang harus
dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian
kelas-kelas ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk
host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.
IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian,
yakni bagian network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam
identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan
untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung
dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit
bagian awal dari IP Address merupakan network bit/network number, sedangkan
sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan host tidak tetap,
bergantung kepada kelas network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu
kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah
pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan
namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D
dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast
dan kelas E untuk keprluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protocol
menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari
IP Address.
Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara
berikut :
1.
<!–[if !supportLists]–> <!–[endif]–>Bit pertama IP address
kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi
byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada
kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16
juta host (255×255×255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan
jumlah host yang sangat besar.
2.
<!–[if !supportLists]–> <!–[endif]–>Dua bit IP address kelas B
selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara 128-191.
Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID sehingga
kalau ada komputer mempunyai IP address 167.205.26.161, network ID =
167.205 dan host ID = 26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP
dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network
dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.
3.
<!–[if !supportLists]–> <!–[endif]–>IP address kelas C mulanya
digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN. Tiga bit pertama IP
address kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8
bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing
network memiliki 256 host.
4.
<!–[if !supportLists]–> <!–[endif]–>IP address kelas D
digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D selalu
diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit
berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address
ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID.
5.
<!–[if !supportLists]–> <!–[endif]–>IP address kelas E tidak
diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset
1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.
Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network
Prefix, yang digunakan untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan
network prefix adalah dengan tanda slash / yang diikuti angka yang menunjukkan
panjang network prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B
167.205.xxx.xxx digunakan penulisan 167.205/16. Angka 16 ini merupakan panjang
bit untuk network prefix kelas B.
Address Khusus
Selain address yang dipergunakan untuk
pengenal host, ada beberapa jenis address yang digunakan untuk keperluan khusus
dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address tersebut adalah:
1. Network Address
Address ini digunakan untuk mengenali suatu
network pada jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B
167.205.9.35. Tanpa memakai subnet, network address dari host ini adalah
167.205.0.0. Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen
terakhir menjadi 0.
Tujuannya adalah untuk menyederhanakan
informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address (167.205)
untuk menentukan ke router mana datagram tersebut harus dikirimkan. Analoginya
mirip dengan dalam proses pengantaran surat, petugas penyortir pada kantor pos
cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca selutuh
alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut.
2. Broadcast Address
Address ini digunakan untuk mengirim/menerima
informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network.
Seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP
Address dari host yang akan dituju oleh datagram tersebut. Dengan adanya alamat
ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses datagram tersebut, sedangkan
host lain akan mengabaikannya.
Tidak efisien jika harus membuat replikasi
datagram sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban
kerja host pengirim bertambah, padahal isi datagram-datagram tersebut
sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke
alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima
datagram tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama harus
memiliki broadcast address yang sama dan address tersebut tidak boleh digunakan
sebagai IP Address untuk host tertentu.
Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2
address untuk menerima datagram : pertama adalah IP Addressnya yang bersifat
unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut
berada.
Broadcast address diperoleh dengan membuat
bit-bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address
167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast addressnya adalah 167.205.255.255 (2
segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111,
sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast
biasanya adalah informasi routing.
3. Multicast Address.
Kelas address A, B dan C adalah address yang
digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan datagram-datagram
unicast. Artinya, datagram/paket memiliki address tujuan berupa satu host
tertentu. Hanya host yang memiliki IP address sama dengan destination address
pada datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan
mengabaikannya.
Jika datagram ditujukan untuk seluruh host
pada suatu jaringan, maka field address tujuan ini akan berisi alamat broadcast
dari jaringan yang bersangkutan. Dari dua mode pengiriman ini (unicast dan
broadcast), muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika suatu
host ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus (host group), dengan
hanya mengirimkan satu datagram saja.
Namun berbeda dengan mode broadcast, hanya
host-host yang tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima datagram
ini, sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu, dikenalkan
konsep multicast. Pada konsep ini, setiap group yang menjalankan aplikasi
bersama mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast address
dapat dilihat pada Gambar berikut.
Cara melihat IP Address
Bagi pemakai komputer awam sangat sulit untuk
mengetahui IP Adress. inilah solusinya.
Berikut ini saya bagikan tutorial cara
mengetahui IP Adress:
1.Klik Start
2.Pilih Run
3.Kemudian ketik cmd dan tekan Enter untuk
membuka command prompt.
4.Pada jendela command prompt ketik ipconfig
(tanpa tanda kutip) dan tekan Enter.
5.Setelah itu akan muncul IP Address komputer
Anda disertai Subnetmask, Gateway dan DNS server yang anda gunakan.
Cara Melihat IP Address Melalui Command
Prompt
Untuk dapat saling terhubung antar komputer
dalam jaringan, kita perlu mengatur konfigurasi IP Address. Sebuah jaringan
akan terbentuk, minimal kita memiliki 2 komputer yang terhubung (peer-to-peer).
Agar komputer-komputer ini bisa saling berkomunikasi, kita harus menyamakan
konfigurasi kecuali IP Address-nya.
Cara Melihat IP Address melalui Command Prompt.
Langkah-langkah melakukannya :
Pada Windows XP Vista dan 7
1.Tekan
tombol Windows(logo windows) + R, lalu ketikkan CMD dan tekan tombol ENTER.
2.Pada
Command Prompt, ketikkan perintah ipconfig /all
3.Informasi
tentang IP Address ditampilkan
Konfigurasi yang perlu diperhatikan adalah
pada bagian IPn Subnet Mask. Address daAngka pada IP Address tidak boleh
sama, tetapi angka pada bagian Subnet Mask wajib harus sama dengan komputer
yang lainnya.
SUBNETTING
PENGERTIAN
Subnetting
merupakan teknik pemecahan network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil
dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network
ID baru. Seorang Network Administrator sering kali membutuhkan pembagian
network dari suatu IP Address yang telah diberikan oleh Internet Service
Provider (ISP). Alasannya karena persedian IP Address pada saat ini sangat
terbatas akibat menjamurnya situs-situs di internet. Subnetting hanya dapat
dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C.
Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi
jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
TUJUAN
SUBNETTING
Setelah
kita memahami mengenai pengertian dari subnetting, ada baiknya kita menguraikan
apa saja tujuan dari adanya subnetting. Untuk itu kami uraikan sebagai berikut
:
1.Untuk mengefisienkan alokasi IP Address
dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address
2.Mengatasi masalah perbedaan hardware dan
media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat
mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap
network memiliki address network yang unik.
3.Meningkatkan security dan mengurangi
terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
4.Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal
untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C
saja terdapat 254 - 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
5.Membagi satu kelas netwok atas sejumlah
subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil.
6.Menempatkan suatu host, apakah berada dalam
satu jaringan atau tidak.
7.Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware
dengan topologi fisik jaringan.
PERHITUNGAN
SUBNETTING
Subnetting
dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada IP
Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network Address dan
Broadcast Address. Network address didefinisikan dengan menset seluruh bit host
berharga 0, sedangkan broadcast address dengan menset bit host berharga 1.
Network
address adalah alamat network yang berguna pada informasi routing. Suatu host
yang tidak perlu mengetahui address seluruh host yang ada pada network
yang lain. Informasi yang dibutuhkannya hanyalah address dari network yang akan
dihubungi serta gateway untuk mencapai network tersebut. Ilustrasi mengenai
subnetting, network address dan broadcast address dapat dilihat pada Tabel di
bawah. Dari tabel dapat disimpulkan bagaimana nomor network standard dari suatu
IP Address diubah menjadi nomor subnet / subnet address melalui subnetting.
Address
|
Network
Address Standard
|
Subnet
Mask
|
Interprestasi
|
Broadcast
Address
|
44.132.1.20
|
44.0.0.0
|
255.255.0.0
(16 bit)
|
Host
1.20 pada subnet 44.132.0.0
|
44.132.255.255
|
81.150.2.3
|
81.0.0.0
|
255.255.255.0
(24 bit)
|
Hoat
3 pada subnet 81.50.2.0
|
81.50.2.255
|
192.168.2.100
|
192.168.0.0
|
255.255.255.12.8
(25 bit)
|
Host
100 pada Subnet 192.168.2.0
|
192.168.2.127
|
192.168.2.130
|
192.168.0.0
|
255.255.255.192
(26 bit)
|
Host
130 pada subnet 192.168.2.128
|
192.168.2.191
|
Subnetting
hanya berlaku pada network lokal. Bagi network di luar network lokal, nomor
network yang dikenali tetap nomor network standard menurut kelas IP Address
Penghitungan
subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan
cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang
subnetting berkisar di empat masalah:
Jumlah
Subnet,
Jumlah
Host per Subnet,
Blok
Subnet, dan
Alamat
Host- Broadcast.
Penulisan
IP address umumnya adalah 192.168.1.2. Namun ada juga yang ditulis dengan
192.168.1.2/24, apa ini artinya?
Artinya
bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. kenapa bisa
begitu,.???karena /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask
diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali
tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan
berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan
subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet
Mask Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
Subnet
Mask Nilai CIDR
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
SUBNETTING
PADA IP ADDRESS CLASS C
Analisa:
192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan:
Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan
berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat
host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah
banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk
kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4
subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y 2, dimana y
adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir
subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 192 (nilai oktet
terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast
yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1
angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host
Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Host
Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
SUBNETTING
PADA IP ADDRESS CLASS B
Pertama,
subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B berbeda teknik
terutama untuk oktet yang dimainkan berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai
/24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita
masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang dimainkan di
oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita
mainkan di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju
(coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Subnet
Mask Nilai CIDR
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
Subnet
Mask Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000
(255.255.192.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah
banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4
subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y 2, dimana y
adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir.
Jadi jumlah host per subnet adalah 214 2 = 16.382 host
3. Blok Subnet = 256 192 = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah
0, 64, 128, 192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid
Subnet
172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0
Host
Pertama 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
Host
Terakhir 172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255
Berikutnya
percobaan lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR
/25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 27 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 128 = 128. Jadi
lengkapnya adalah (0, 128)
4. Alamat host dan broadcast yang valid.
Subnet
172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 172.16.255.128
Host
Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 172.16.255.129
Host
Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 172.16.255.254
Broadcast
172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 172.16.255.255
SUBNETTING
PADA IP ADDRESS CLASS A
Berlanjut
ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita
mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3
dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir).
Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua
subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Coba
latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa:
10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 216 2 = 65534
host
3. Blok Subnet = 256 255 = 1. Jadi subnet
lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid
Subnet
10.0.0.0 10.1.0.0 10.254.0.0 10.255.0.0
Host
Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 10.254.0.1 10.255.0.1
Host
Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast
10.0.255.255 10.1.255.255 10.254.255.255 10.255.255.255
CONTOH
SOAL SUBNETTING
CONTOH
1:
Suatu
perusahaan mendapatkan IP adress dari suatu ISP 160.100.0.0/16, perusahan
tersebut mempunyai 30 departemen secara keseluruhan, dan ingin semua departemen
dapat akses ke internet. Tentukan network tiap departemen ?
Solusi
;
1.
Tentukan berada dikelas mana ip tersebut ? B
2.
Berapa jumlah network yang dibutuhkan ?
dengan
rumus 2n > network yang dibutuhkan 25 > 30
3.
Ubah menjadi biner
network-portion
host-portion
10100000
01100100 00000000 00000000
11111111
11111111 00000000 00000000
4.
Ambil bit host-portion sesuai dengan kebutuhkan network, sehingga
network-portion host-portion
10100000
01100100 _ _ _ _ _ 000 00000000
11111111
11111111 1 1 1 1 1 000 00000000
perhatikan
oktet ketiga
_ _
_ _ _ 000
1 1
1 1 1 000
CARA
1
Dengan
mengkombinasikan bit
00001
000 = 8
00010
000 = 16
00011
000 = 24
00100
000 = 32
00101
000 = 40
00110
000 = 48
11111
000 = 248
CARA
2
Mengurangi
subnet mask dgn bilangan 256
11111
000 = 248
256
248 = 8 maka subnetwork adalah kelipatan 8
No
Depertemen Subnetwork (255.255.248.0)
1
Pertama 160.100.8.0
2
Kedua 160.100.16.0
3
Ketiga 160.100.24.0
4
Keempat 160.100.32.0
5
Kelima 160.100.40.0
6
Keenam 160.100.48.0
7
Ketujuh 160.100.56.0
..
.
30
Ketigapuluh 160.100.248.0
Maka
Network
Broadcast Range-Hoat
160.100.8.0
160.100.15.255 160.100.8.1 160.100.15.254
160.100.16.0
160.100.23.255 160.100.16.1 160.100.23.254
160.100.24.0
160.100.31.255 160.100.24.1 160.100.31.254
160.100.32.0
160.100.39.255 160.100.32.1 160.100.39.254
160.100.40.0
160.100.47.255 160.100.40.1 160.100.47.254
160.100.48.0
160.100.55.255 160.100.48.1 160.100.55.254
160.100.56.0
160.100.63.255 160.100.56.1 160.100.63.254
160.100.64.0
160.100.71.255 160.100.64.1 160.100.71.254
160.100.72.0
160.100.79.255 160.100.72.1 160.100.79.254
..
. .
160.100.248.0
160.100.255.255 160.100.248.1 160.100.255.254
CONTOH
2
Sebagai
gambaran untuk mengenal teknik subnetting ini contoh kasusnya kira-kira seperti
berikut:
Misalkan
disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting
maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah
jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal
kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu
255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network
Perusahaan
Alamat
Jaringan : 192.168.1.0
Host
Pertama : 192.168.1.1
Host
Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast
Address : 192.168.1.255
Misalkan
diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah
network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita
akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini
berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan
menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network
Divisi A
Alamat
Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host
Pertama : 192.168.1.1
Host
Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast
Address : 192.168.1.127
Network
Divisi B
Alamat
Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host
Pertama : 192.168.1.129
Host
Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast
Address : 192.168.1.255
Dengan
demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing
network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari
subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga
meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki
agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling
berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
SUMBER
REFERENSI :
http://a112009460405064.blogspot.com/2011/04/mengenal-subnetting.html
http://anjees.blogspot.com/2010/11/mengenal-ip-address.html
http://computer-problem-solved.blogspot.com/2011/02/mengenal-teknik-subnetting.html
http://d3tkjtmg.wordpress.com/tag/mengenal-subnetting/
http://ekarh.wordpress.com/2007/11/04/cara-menghitung-ip/
http://eziekim.wordpress.com/2011/06/01/mengenal-ip-address-versi-4-ipv4/
http://faisalmc.wordpress.com/2010/05/25/mengenal-subnetting/
http://mafika.forumotion.net/t242-cara-cepat-menghitung-ip-address
http://rizqtech.net/2009/03/15/menghitung-subnetting-ip/
http://smk-yppt-garut.top-forum.net/t249-mengenal-ip-address
http://trisuliswanto.blogspot.com/2010/01/perhitungan-ip-address.html
http://www.catatanteknisi.com/2011/02/mengenal-teknik-subnetting.html
http://www.wikanpribadi.com/belajar-dan-mengenal-ip-address-subnetting-dan-vlsm/
http://www.youtube.com/watch?v=blkuQPvu2T8
(subnetting)
http://www.youtube.com/watch?v=Fsr_rWboRKg
(mengenal Ip address)
http://www.youtube.com/watch?v=wl5_J0UtINg
(subnetting)
http://www.youtube.com/watch?v=z8MVx9OZS-U
(cara menemukan IP adress)
http://yuseroneone.blogspot.com/2011/01/belajar-dan-mengenal-ip-address.html